Langsung ke konten utama

9 Building Blocks Dalam Bisnis Model Kanvas


Sebelum membahas lebih jauh mengenai konsep ini, kita perlu memahami apa yang dimaksud Business Model. Business model adalah pendekatan rasional tentang bagaimana sebuah institusi usaha membuat (create), menyampaikan (deliver) dan mengambil atau menangkap (capture) sesuatu yang memiliki nilai (value). Business Model adalah tentang bagaimana, bukan tentang apa. Benda (apa) yang sama bisa melahirkan peluang yang berbeda bila di create – deliver dan capture dengan cara (bagaimana) yang berbeda.

Seseorang yang bernama Alexander Osterwalder menciptakan sebuah canvas pada tahun 2008, dirancang untuk business model yang dikenal dengan Lean Canvas. Dengan menggunakan Lean Canvas ini maka aktivitas utama dalam bisnis terlihat jelas dan dapat di-explore lebih jauh untuk menentukan business model yang baik. Lean Canvas ini tampak ramping dengan 9 blok yang sederhana namun mengandung 9 key activities dalam sebuah model bisnis. Canvas ini adalah sebuah strategic management yang baik untuk digunakan dalam start up business ataupun mengembangkan existing business. Para entrepreneur maupun intrapreneur dengan mudah menggunakan Lean Canvas ini untuk model bisnis mereka. Berikut adalah sembilan elemen yang terdapat dalam bisnis model kanvas.



1. Customer Segments
Elemen pertama yang harus Anda miliki dalam memulai bisnis model kanvas ini adalah menentukan segmen pelanggan mana yang akan menjadi target bisnis. Customer Segments menunjukkan sekelompok orang atau organisasi berbeda, yang ingin digapai atau dilayani perusahaan. Customer adalah inti dari semua Business Model. Tanpa (profitable) customer, perusahaan tidak akan mampu bertahan lama. Untuk lebih memuaskan customer, perusahaan perlu mengelompokkan mereka ke dalam segmen yang berbeda berdasarkan kebutuhan, behaviour atau atribut yang lain. Beberapa contoh segmen customer yang berbeda adalah mass market, niche market, segmented, diversified, multi-sided platforms.

2. Value Proposition
Value Proposition mendeskripsikan sejumlah produk atau layanan yang memberikan nilai (value) untuk segmen customer yang spesifik. Value Proposition adalah alasan mengapa customer berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Value Proposition memecahkan permasalahan customer atau memenuhi kebutuhannya. Value Proposition dapat bersifat inovatif serta merepresentasikan penawaran yang baru dan disruptive, atau bersifat sama atau sejenis dengan yang sudah ada namun dengan beberapa tambahan fitur atau atribut. Value yang diberikan perusahaan contohnya adalah newness, performance, customization, “getting the job done”, design, brand/status, price, cost reduction, risk reduction, accessibility, convenience/usability.

3. Channels
Channels mendeskripsikan bagaimana perusahaan berkomunikasi dan menggapai segmen customer mereka untuk men-deliver Value Proposition. Komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan interface antara perusahaan dan pelanggan. Channels adalah customer touch point yang memainkan peran penting dalam customer experience. Channels dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu Direct (tenaga penjual/sales, website, toko pribadi) dan Indirect (partner stores, wholesaler). Channels dapat dibedakan menjadi 5 fase, yaitu Awareness, Evaluation, Purchase, Delivery, After Sales.

4. Customer Relationship (CR)

Customer Relationship mendeskripsikan jenis relasi yang dibangun perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan harus menentukan jenis relasi dengan pelanggan, apakah personal atau automated. Relasi yang dipilih akan sangat menentukan bagaimana customer experience yang akan dihasilkan. Contoh dari Customer Relationship adalah personal assistance, dedicated personal assistance, self-service, automated service, communities, co-creation.

5. Revenue Streams

Revenue Streams merepresentasikan cash yang di-generate dari tiap Customer Segment (biaya harus dikurangi dari pendapatan/revenue untuk mendapatkan nilai keuntungan). Perusahaan harus mengetahui value apa yang membuat Customer Segment mau membayar. Tiap-tiap Revenue Stream dapat memiliki mekanisme pricing yang berbeda, seperti fixed list, tawar-menawar, lelang, market-dependent, volume-dependent dan yield management.

6. Key Resources

Key Resources mendeskripsikan aset atau sumber daya yang sangat penting (aset kunci) yang diperlukan untuk membuat sebuah Business Model berjalan. Sumber daya ini memungkinkan perusahaan untuk membuat dan menawarkan Value Proposition, menggapai pasar, me-maintain hubungan dengan Customer Segments dan mendapatkan revenue. Tiap-tiap Business Model akan memerlukan Key Resources yang berbeda. Key Resources dapat berbentuk fisikal, finansial, intelektual atau manusia. Key Resources dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau didapatkan dari partner. Contoh dari Key Resources adalah mesin, bangunan, brand, paten, hak cipta, human resource, uang dan lain-lain.

7. Key Activities

Key Activities mendeskripsikan  hal-hal penting (aktivitas) yang harus dilakukan perusahaan agar  Business Model-nya berjalan. Key Activities dapat dikategorikan menjadi Production, Problem Solving dan Platform/Network. Contoh dari Key Activities adalah perusahaan konsultan memiliki problem solving sebagai Key Activities-nya. Untuk manufaktur, supply chain management adalah salah satu Key Activities-nya.

8. Key Partnerships

Key Partnership mendeskripsikan jaringan supplier atau partner yang membuat sebuah Business Model berjalan. Perusahaan membentuk relasi dengan partner untuk banyak alasan sehingga partnership menjadi hal yang sangat penting bagi banyak Business Model. Perusahaan membentuk aliansi untuk mengoptimalkan Business Model-nya, mengurangi resiko atau mendapatkan sumber daya tertentu.

9. Cost Structure

Cost Structure mendeskripsikan semua biaya yang muncul untuk menjalankan sebuah Business Model. Biaya akan muncul ketika perusahaan membuat dan men-deliver value, me-maintain Customer Relationship dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut akan mudah diidentifikasi setelah mendefinisikan Key Resources, Key Activities dan Key Partnership. Secara garis besar, perusahaan dapat memilih apakah ingin menjadi cost-driven (mengutamakan penekanan biaya) atau value-driven (mengutamakan keunggulan produk). Cost Structure dapat memiliki beberapa karakteristik, seperti fixed cost, variable cost, economies of scale, economies of scope.


            Berikut contoh BMC dari rencana bisnis wirausaha sosial Strawberry24. Usaha Strawberry24 bertujuan untuk memproduksi makanan sehat berbahan dasar buah strawberry segar. Berikut model bisnis canvasnya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kriteria Penilaian Investasi Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan   usaha adalah   penelitian   yang   mendalam   terhadap   suatu   ide bisnis tentang layak atau tidak layaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam memasarkan produk dapat dihindari. Berkepentingan dalam hal ini untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi yang ia tanam, bagaimana resikonya dan bagaimana prospeknya di masa depan. Ada dua point yang menjadi tujuan artikel ini yakni Anda sebagai investor yang bisa mempelajari kriteria penilaian investasi apa yang cocok untuk Anda percayakan menanam modal tersebut atau bisa juga untuk Anda sebagai pencari investor yang bisa mempelajari kriteria penilaian investasi untuk meyakinkan para investor menanamkan modalnya pada usaha yang Anda ...

5 Cara Mudah Menemukan Ide Bisnis Kreatif

Pada dasarnya, menemukan ide bisnis tidaklah sulit. Akan tetapi, banyak pengusaha pemula yang kesulitan untuk mendapatkan sebuah ide bisnis. Padahal, jika dicermati lebih lanjut ada banyak metode yang bisa dilakukan untuk menangkap gagasan-gagasan brilian tersebut. Cara yang sederhana dan paling mendasar yang  perlu di lakukan adalah membaca kondisi lingkungan dimana bisnis tersebut akan dijalankan. Karena pada prinsipnya sebuah bisnis muncul sebagai solusi atas masalah yang terjadi. Misalnya, toko online muncul karena sebagian besar orang-orang menginginkan belanja yang aman dan praktis tanpa terjebak macet di jalan. Untuk lebih jelas nya, berikut 5 sumber inspirasi yang bisa menjadi acuan dalam menemukan ide bisnis yang kreatif dan inovatif. 1.       Belajar dari kesuksesan orang lain Baca buku, artikel, dan materi lainnya oleh dan tentang orang-orang yang Anda kagumi untuk belajar tentang pendekatan mereka dalam membuat dan menjalankan ...

Mengenal Lebih Dalam Tentang Bussines Plan

Perlukah  business plan  saat menjalankan bisnis? Tentu saja perlu. Untuk bertindak dan mengetahui apa yang hendak kita lakukan, kita membutuhkan rencana atau planning. Rencana ini nantinya berisi tentang tata cara untuk mengerjakan sesuatu, siapa saja yang terlibat dalam bisnis tersebut, lokasi usaha, sumber modal, dan masih banyak lagi. Rencana bisnis yang disusun dengan baik bisa mengantarkan perusahaan menuju gerbang kesuksesan. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Apa itu Business Plan ? Rencana bisnis atau  business plan  adalah pernyataan formal dan tertulis mengenai tujuan-tujuan dari sebuah bisnis dan cara mencapai tujuan tersebut. Kenyataannya banyak orang gagal membuat sebuah rencana bisnis disaat akan melakukan bisnis. Beberapa orang meyakini yang penting dari sebuah bisnis adalah jalankan saja. Tetapi jalan tanpa rencana adalah perbuatan yang kurang bijak. Apakah dengan membuat ...